Halaman

    Social Items

Hari ini aku memberimu sebuah hadiah. Hadiah yang sangat pantas untukmu. Sebuah buku kumpulan puisi karangan Emha. Sebuah buku lama bersampul merah darah, yang kulihat tergeletak sendirian, lalu aku teringat padamu.

Maaf kalau aku baru memberimu hadiah. Padahal ulang tahunmu tercatat tanggal 11 bulan pertama. Tapi biarlah, toh bagiku sama saja. Hari ini kau masih menghirup udara segar, hari ini kau masih bisa merasa. Dan hari ini kau masih bisa menerima hadiah. 11 Januari hanyalah penanda yang diberikan Tuhan padamu. Sisanya adalah untuk kau syukuri, dan menerima hadiahku kuharap termasuk didalamnya.


Tuhan memberi kita dua penanda dari keseluruhan proses hidup (atau mati) kita. Saat kita lahir, dan kemudian saat kita mati. Sisanya adalah perjalanan panjang mencari sebab kenapa kita hidup. Sebuah perjalanan yang takkan berhenti, semacam ziarah yang tidak kita sadari. Kadang dalam ziarah, ada yang menjadi pengemis di pinggir jalan, meminta sedekah kepada peziarah. Ada juga penjaga makam yang duduk menerima bermacam peziarah yang datang dari penjuru bumi, atau peziarah itu sendiri yang berjalan dari makam ke makam, dari suatu tempat ke tempat lain, menemukan inti kemanusiaan dengan menyelami diri.

Tinggal kita memilih mau jadi yang mana? Masing-masing mempunyai konsekuensi dan perjalanan tersendiri. Seorang pengemis tidak akan mendapatkan pengalaman seperti seorang peziarah sejati. Pengemis hanya mendapatkan yang dia cari, beberapa uang recehan atau kalau beruntung lembaran uang puluhan ribu, tidak lebih. Tetapi seorang peziarah sejati akan menemukan inti kehidupan.

Perjalanannya dari suatu tempat ke tempat lain sesungguhnya adalah perjalanan panjang menemukan diri, Perjalanan itu menapaki jejak-jejak panjang tanda-tanda yang diukirkan oleh dirinya dulu di masing-masing tempat itu. Manusia adalah satu, kemanusiaan berasal dari satu sumber. Karena itu berziarah dari satu tempat ke tempat lain sejatinya adalah perjalanan menelusuri jejak yang dibuat diri. Karena itu dimanapun tempatnya, ziarah adalah sama.

Hari ini pun aku ingin mengajakmu berziarah. Mengajakmu menapaki jejak-jejak hidupmu. Aku ingin mengenalmu secara sejati, bukan dirimu yang telah ditutupi bermacam selimut kemunafikan. Entah kau yang terlalu takut, atau justru aku yang takut. Tetapi hidup tetap berjalan jika kita tetap diam. Membiarkan ketakutan menguasaimu sama saja membiarkan hidup lolos tanpa kita ‘periksa’. Dan hidup yang tidak kita ‘periksa’ tidak layak untuk dijalani.

Kadang kita menjadi terlalu terbiasa dengan sesuatu yang datang. Semakin sering, semakin kita lupa pada awalnya. Dan sesuatu itu kadang menjadi karung-karung beban yang kadang kita menjadi lupa mana karung milik kita sesungguhnya. Akhirnya kita hidup tanpa pernah menjadi diri sendiri. Karena terlalu disibukkan reaksi-reaksi yang dibuat karung-karung itu. Aku ingin bertanya, hari ini sampai dimanakah kau berjalan?

Aku tidak ingin mengajakmu berjalan dijalanku. Jelas sangat berbeda, walaupun mungkin tujuan kita sama. Justru aku ingin mendengarkan cerita tentang perjalananmu, tentang ziarah-ziarah yang kau lakukan, tentang pengalaman-pengalaman yang kau dapat, tentang perasaanmu pada hal-hal yang kau hadapi. Aku ingin berbagi denganmu. Aku ingin berbagi dengan manusia.

Aku terlalu senang dengan apa yang kulihat, dengan segala milik Tuhan yang dititipkan kepada manusia. Aku terlalu senang melihatmu, aku ingin berbagi tentang cerita-cerita kecil yang kulihat tentangmu. Aku ingin tertawa saat kau marah dengan muka yang mnjadi lucu. Aku ingin berbagi tentang perjalanan ini.

Entah denganmu, aku harap kau menemukan hal-hal kecil yang dapat mengurangi beban-beban di karungmu, sampai kau bisa berjalan dengan bebas menuju dirimu. Tapi hati-hati, jangan juga kau terjebak dengan hal kecil itu. Walaupun indah, tapi itu bukanlah tujuanmu. Jika kau terjebak dengan itu, maka kau akan menjadi pengemis yang hanya mendapat recehan. Padahal jika kita sudah sampai, maka semua itu akan kita dapatkan.

Hari ini aku memberikanmu sebuah buku. Sebuah undangan untuk berziarah, keinginan untuk berbagi, dan harapan untuk mengenalmu dengan sejati. Selamat Ulang tahun!

20 Januari 2011

Untuk sebelas Januari yang terlewat