Halaman

    Social Items

Selepas siang di sebuah gerbong kereta api

BackDoorBeberapa bangku berhadap-hadapan berbaris rapi di kanan dan kiri gerbong. Dtengah-tengahnya terdapat ruang yang tidak terlalu luas. Puluhan orang hilir mudik menjajakan dagangannya. Laki-laki perempuan bergantian menawarkan jualannya sambil sesekali mencoba merayu.

"Air-air, air aqua segar", seorang lelaki menyodorkan termos berisi botol-botol minuman ringan yang setengah tenggelam dalam timbunan es batu.

Aku menggeleng pelan. Siang itu sama dengan siang-siang sebelumnya. Ramai, Panas, dan para pedagang asongan antri menunggu giliran tampil. Entah sampai kapan mereka akan berjualan di kereta api. Mungkin ketika kereta api sudah tidak beroperasi, mereka baru berhenti berjualan dan mulai berpikir mencari pekerjaan lain.


Kereta masih belum bergerak dari relnya. Suasana tambah ramai oleh suara pedagang asongan. Kulemparkan pandangan keluar jendela. Banyak orang yang duduk di kursi panjang terbuat dari kayu. Disampingnya tergeletak tas besar dan kardus yang sudah diikat dengan tali raffia.
"Apa tidak repot bawa barang begitu banyak?", pikirku.

Kutujukan pandanganku ke samping jendela. disampingku kulihat temanku sedang terantuk kecapaian bersandar pada tepian jendela. Berkerudung putih, berkacamata dan agak berjerawat. Temanku ini memang tidak bisa diam, tipe aktivis sejati. setiap kali ada acara yang menurutnya penting pasti dia tidak pernah absen. terutama yang berkaitan dengan isu lingkungan. bisa dipastikan pasti ikutan nimbrung. nggak tahu juga sejak kapan Mepi, panggilan akrabnya Meifita punya hobi kayak gitu. Yang jelas perkenalanku dengannya pun lantaran soal isu lingkungan, yang terus bersambung sampai sekarang.

"Rokok mas ?", bapak yang duduk di depanku menyodorkan sebungkus rokok kepadaku. Sampoerna A mild, sekilas kulihat tertulis di bungkusnya.

"Nggak ngerokok pak", kujawab sambil tersenyum sedikit. Kemudian bapak tersebut mengalihkan pandangan kemudian ngobrol dengan teman di sampingnya.

Tuuuut tuuuut tiba-tiba peluit kereta api berbunyi, kereta bergerak berlahan meninggalkan tempat itu. Sesaat kemudian kulihat tulisan besar terpampang di atas dinding peron. STASIUN JATINEGARA.

Dengan mepi dan wib di Stasiun Jatinegara Jakarta
setelah nonton JIFFEST 2005
13.12 / 15 Desember 2005

No comments