Halaman

    Social Items

Hari ini saya memahami itu

BackDoorBeberapa saat yang lalu, saya tidak dapat memahami teman-teman yang tidak mau masuk struktur NU. yang tidak mau NUan. Yang menolak menggunakan baju NU.

Beberapa saat yang lalu saya tidak dapat memahami itu.

Bagi saya, NU adalah harga mati. Sayang sekali jika ada orang yang tidak mau ber NUan walaupun dengan bermacam alasan yang bisa jadi sangat rasional. Tapi bagi saya NUan adalah pilihan yang sangat-sangat rasional.


Beberapa saat yang lalu saya tidak dapat memahami itu.

Hari ini pemahaman saya berubah, sangat-sangat berubah.
Hari ini saya dapat memahami teman-teman saya itu.

Setelah saya melihat, bagaimana sebuah Konferensi NU yang sangat hidmat terhenti hanya karena seorang calon bupati nimbrung memamerkan visi dan misinya. Dan bagaimana NU hanya menjadi rebutan orang-orang partai untuk menjadi mesin pendulang suara mereka. Atau bagaimana di NU, pendidikan hanya dijadikan sebuah kerajaan bagi pengurus-pengurusnya, sebuah investasi di hari tua mungkin.

Mereka (NU struktur) walaupun tidak semua, enggan mengurusi masjid-masjid yang semakin tidak jelas warnanya. Enggan mengurusi orang miskin (semuanya NU) yang perutnya semakin ngelih, gara-gara tidak ada duit buat beli makan. dan mereka enggan mengurusi calon penerusnya yang kian tidak jelas nasibnya diombang-ambingkan zaman.
mereka (NU struktur) walaupun tidak semua, tidak peduli akan hal tersebut.

Saat itulah pemahaman saya berubah.

Hari ini saya memahami teman-teman NU yang bekerja "tanpa NU". mereka menganggap kerja-kerja di NU hanyalah kesia-siaan. NU adalah raksasa kertas yang kosong melompong isinya. Kerja di NU ibarat membakar sekam, hanya asapnya yang membumbung tinggi tapi apinya tidak kelihatan.

hari ini saya memahami itu.
walaupun beberapa saat yang lalu saya tidak memahami itu.

Tapi tetap saya yakin, masih banyak orang-orang yang ikhlas NUan. Yang athak-ithik membawa map bantuan pembangunan Masjid tanpa pernah dibayar. Yang mengajar anak-anak kecil mengaji di mushola kecil, yang tempatnya entah diketahui camatnya atau tidak. dan masih banyak yang rela bekerja dengan potongan gaji, dan bahkan hampir tidak digaji hanya untuk cita-cita mereka yang ingin melihat sekolah berdiri didaerahnya yang terpencil.

mereka adalah kuli bangunan, mereka adalah tukang ngarit, mereka tidak pernah tercatat dalam dokumen sejarah apapun, dan yang paling utama mereka adalah NU.

Bagi mereka doa para kyai selalu menyelimuti jiwanya. dan semoga Alloh memberi mereka surga bersama kekasihNya yang lain.

Untuk NU ku
31 januari 2008

1 comment:

  1. Hari aku juga ingin memahami kalau NUan tidak harus ngumpul-ngumpul di masjid, di suatu gedung dengan acara tertentu. Kita juga bisa NUan lewat dunia maya, lewat internet.
    NUan juga tidak harus nyerocos tentang agama, tentang NU, atau politik NU serta politiknya orang NU. Kita juga bisa NUan lewat diem-dieman, lucu-lucuan atau apapun yang menyenangkan.

    ReplyDelete