Halaman

    Social Items

Program Amal Pendidikan

BackDoor
SEBUAH PROPOSAL
PEMBELIAN ALAT DRUM BAND
MI MA'ARIF NU 1 PANDANSARI

Latar Belakang

Ada sebuah fenomena menarik saat pengumuman lulusan sekolah tahun ini. Ribuan anak didik dari SLTP sampai SLTA serentak merayakan kelulusan dengan arak-arakan naik sepeda motor, ataupun dengan mencoret-coret seragam OSIS mereka. Para siswa itu mengekspresikan kelulusan dengan cara yang menurut beberapa orang terkesan “terlalu bebas”, anarkis, tidak sopan dan sudah kelewat batas. Tapi benarkah demikian?


Kalau kita mencoba melihat lebih jeli, jangan-jangan memang fenomena tersebut berasal dari buruknya dunia pendidikan kita. Walaupun anak didik sudah dibebani dengan mata pelajaran yang begitu banyak, tetap saja kuantitas mata pelajaran sekolah kita semakin bertambah.

Bayangkan saja, rata-rata jumlah mata pelajaran di sekolah-sekolah kita antara 12-15 mata pelajaran. Bandingkan dengan Jerman atau negara eropa lainnya yang hanya mempunyai paling banyak 8 mata pelajaran (http://www.mail-archive.com/cyber-gki@yahoogroups.com). Itupun 3 adalah pelajaran 'santai' yang menekankan psiko-motorik dan afektif yaitu : sport, handarbeit (pekerjaan/kerajinan tangan: membuat patung, menjahit, membuat boneka dsb). Dengan mata pelajaran yang sangat berat siswa di Indonesia cenderung untuk tertekan dan berkembang secara tidak seimbang.

Belum lagi pendidikan kita sudah sejak awal (SD) hanya mengutamakan aspek kognitif saja. Anak didik dijejali dengan mata pelajaran 'kognitif", tetapi lupa dengan perkembangan yang lain. Tetapi bukankah pendidikan adalah bagaimana kognitif, psikomotorik, dan afektif seseorang dapat berkembang secara manusiawi. Sehingga pendidikan merupakan perpaduan yang serasi antara ketiga elemen tersebut. Yang nantinya dapat melahirkan anak didik yang manusiawi, berkarakter, dan dapat berkembang secara seimbang.

Kalau kita tarik dalam ranah Pendidikan Dasar. Peran dan fungsi pendidikan dasar menjadi sangat penting, sebagai dasar dan peletak pendidikan masyarakat, posisinya sangat strategis. Pendidikan dasar merupakan konstruksi mendasar dalam system pendidikan kita. Pendidikan dasar harus memberikan perhatian secara khusus pada pembentukan karakter anak: rasa percaya diri, keberanian dan kreatifitas. Ketika pendidikan dasar menjadi habitus yang dapat mengembangkan potensi kognitif, psikomotorik, dan afektif anak didik, yang terjadi adalah tersedianya sumber daya yang berkarakter, yang dapat berkembang sesuai dengan yang diinginkan.

Tapi ternyata pendidikan dasar kita pun belum menggembirakan. Kualitas materi semakin hari semakin berat. Materi yang dulunya hanya untuk anak didik SMP, sekarang mulai diturunkan untuk anak didik SD/MI. Belum lagi, hanya aspek pengetahuan saja yang dominan. Aspek lain jarang sekali tersentuh. Akhirnya anak didik menjadi pintar secara akademis tetapi bodoh secara emosional dan psikomotorik. Padahal punggawa psikologi kontemporer Daniel Goleman dalam bukunya Emotional Quotient, mengatakan bahwa sukses seseorang ternyata 80% dipengaruhi oleh kecerdasan emosi, sisanya untuk Kecerdasan intelektual (kognitif).

Ketika pendidikan dasar sudah seperti itu, apa yang dapat kita lakukan?

Salah satu tindakan kongkrit yang dapat kita lakukan adalah menyeimbangkan kegiatan siswa. Sehingga tidak hanya aspek kognitif saja tetapi yang diutamakan, tetapi anak didik dapat bergerak sesuai dengan keinginan mereka dan mencoba mengembangkan rasa dan sikap yang positif diantara mereka.


Hal tersebut perlu dilakukan supaya perkembangan anak didik tidak timpang. Metode yang paling memungkinkan adalah lewat kegiatan ekstrakurikuler seni dan budaya. Mengapa ekstrakurikuler? Dan mengapa seni budaya?

Perubahan kurikulum dalam dunia pendidikan kita ternyata tidak semudah membalikan telapak tangan. Paradigma yang berkembang dalam penggerak pendidikan kita masih berorientasi "penciptaan", atau masih menggunakan nalar pabrik. Pemegang kebijakan pendidikan kita belum begitu menghargai hak-hak anak didik untuk mendapatkan pendidikan sesuai dengan yang mereka inginkan. Anak didik masih menjadi objek dari sitem besar pendidikan. Perubahan kurikulum merupakan perubahan yang harus dilakukan. Hanya saja itu merupakan proyek jangka panjang. Sangat tidak mungkin ketika proyek itu diterapkan untuk waktu yang mendesak.

Jawaban yang mungkin atas persoalan itu adalah dengan membuka ruang-ruang alternatif. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstra merupakan wewenang Kepala Sekolah. Dengan begitu, maka relatif lebih mudah didesakkan dan tidak perlu waktu yang panjang. Sambil mengubah kurikulum kita mulai dulu dari tingkat yang paling kecil.

Kemudian seni dan budaya, didalamnya termasuk kerajinan, musik dsb. Seni dan budaya dipilih karena seni dan budaya merupakan kegiatan yang menekankan afeksi dan sekaligus psikomotorik mereka. Yang secara khusus dapat membentuk karakter anak seperti: rasa percaya diri, keberanian dan kreatifitas. Dengan kegiatan yang menekankan afeksi dan psikomotorik mereka diharapkan perkembangan anak didik dapat seimbang.

Berdasarkan pemikiran diatas, kami alumni MI Ma’arif NU 1 Pandansari yang tergabung dalam Ikatan Alumni MI Ma’arif NU 1 (IKAMANU) Pandansari mencoba berikhtiar untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia, khususnya di desa Pandansari. Dengan jalan memohon bantuan masyarakat dan pihak-pihak yang peduli pendidikan untuk dapat membantu pembelian seperangkat Drum Band untuk anak didik MI Ma’arif NU 1 Pandansari.

Kenapa Drum Band?

Drum Band dipilih karena merupakan alat musik yang menekankan psikomotorik dan sekaligus afeksi mereka. Dengan keragaman alatnya, Drum Band dapat menampung bermacam anak didik dengan bermacam keinginan. Dan dengan nada dan gerakan-gerakan formasinya, dapat melatih rasa anak-anak didik, sekaligus gerakan dalam rangkaian harmonisasi keindahan.


Sebuah Program Amal Pendidikan

Kami mengharap Bantuan dari Alumni MIMA dan masyarakat yang peduli pendidikan. Yang akan digunakan untuk membeli seperangkat Alat Drum Band untuk MI Ma'arif NU 1 Pandansari. Dengan menyalurkan bantuan kepada :

IKATAN ALUMNI MI MA’ARIF NU 1 (IKAMANU) PANDANSARI
Sekretariat : Pandansari RT 1/3 Ajibarang Banyumas Jawa Tengah 53163
(e-mail) aminwws@yahoo.com (ph) 081804789444

Rekening BRI Cabang Ajibarang
Atas Nama : AMIN NURROKHMAN
No. Rekening : 0151-01-012154-50-5


Pandansari, 1 Agustus 2008

PANITIA PEMBELIAN ALAT DRUM BAND
MI MA’ARIF NU 1 PANDANSARI


AMIN NURROKHMAN
Ketua

No comments