Halaman

    Social Items

Manajemen Kathok

BackDoor
Jika anda lelaki muda berusia 20an tahun. Masih sekolah, kuliah, atau sudah bekerja tetapi tidak kost atau diasrama. Punya banyak teman, dan seneng nongkrong di kafe, bakul wedang jahe, atau minimal bakul gorengan dipinggir jalan. Dan terlebih lagi anda suka memakai celana jeans sebagai simbol kaum muda yang penuh energi. Maka anda wajib membaca tulisan ini.

Sebuah sebuah tulisan tentang pengendalian diri, yang merupakan pengembangan dari manajaemen qolbu yang dipopulerkan oleh ustad kondang kita. Saya beri judul, 'Manajemen Kathok'. Apa itu manajemen kathok? Sebelum saya membahasnya lebih jauh, ada baiknya anda siapkan fisik dan mental anda. Serta infrastruktur yang mendukung kenyamanan anda dalam membaca. Karena seperti kata pepatah, tak kenal maka tak sayang!!!!

Apa itu Manajemen Kathok?
Secara etimologi 'Manajemen Kathok' berasal dari bahasa Nabi Adam, yang merupakan bahasa tertua didunia. Setelah melewati rentetan sejarah yang panjang, akhirnya terciptalah kata 'Manajemen' dan kata 'Kathok'. Manajemen berarti mencuci, menjemur, dan mengatur, sedangkan Kathok berarti Celana. Celana yang dimaksud adalah celana jeans. Karena kata Kathok mengandung imbuhan 'h' ditengah-tengah, sehingga merujuk kepada celana jeans.

Sedangkan secara istilah, Manajemen Kathok adalah bagaimana seorang individu di dalam masyarakat mencuci, menjemur, dan mengatur celana jeansnya sehingga dapat bermanfaat dalam hidup berbangsa dan bernegara.

Seperti kita tahu, bahwa manusia selain makhluk individu adalah makhluk sosial. Dalam kenyataannya manusia selalu hidup bersama orang lain. Bahkan hidup bersama itu bukan hanya suatu kenyataan saja. melainkan bersangkut paut dengan eksistensi manusia. Maka hidup bersama itu harus ada. Menurut Heidegger, "Sein ist Mit-Sein" eksistensi manusia adalah eksistensi bersama.

Maka akan menjadi lucu ketika hidup bersama itu tidak dilengkapi dengan perlengkapan paling penting, yaitu 'Celana'. Kita tidak dapat membayangkan, dengan kebudayaan yang kita miliki. Kita hidup bersama dengan orang lain tanpa celana, polos dan apa adanya. Maka yang terjadi adalah konflik horisontal, karena masing-masin akan saling terpesona, tertarik kemudian ingin memiliki isi didalam celana yang polos dan apa adanya itu. Oleh karena itulah dibutuhkan Manajemen Kathok.

Awal Manajemen Kathok

Dalam ranah filsafat ilmu pengetahuan, segala sesuatu pasti ada asal mulanya. Atau segala sesuatu dalam ranah teori pasti ada epistemologi yang mendasari munculnya teori tersebut,atau bagaimana suatu teori terbentuk, sifat, dan hakikatnya, begitu juga Manajemen Kathok.

Manajemen Kathok berasal dari sebuah tragedi. Diketemukan oleh seorang anak manusia yang jarang mandi dan sering menyendiri secara tidak sengaja, namanya Dony. Di suatu pagi yang sunyi, ketika ibu Dony akan pergi ke pasar. Dia berteriak dengan kerasnya, 'Malinggg, kita kemalingan!!!!', diikuti dengan bangunnya seluruh anggota keluarga.

Setelah diselidiki secara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, ternyata 2 buah barang paling berharga dari 3 yang ada, telah lenyap digondol maling. Yaitu celana jeans kesayangan Dony. Setelah melalui rembug keluarga dalam rapat dadakan, akhirnya diputuskan untuk mengutuk maling itu secara resmi dalam koferensi pers dan membeli sebuah celana baru lagi untuk dony. Sehingga jumlah celana yang ada menjadi 2 buah celana.

Permasalahan justru timbul setelah itu. Dengan mobilitas yang tinggi dan banyak variabel yang tidak terduga. Celana yang berjumlah 2 buah itu ternyata harus dikelola dengan menggunakan manejemen yang baik, berawal dari situlah maka 'Manajemen Kathok' lahir.

Pengelolaan tersebut tidak hanya disaat pemakaian saja, tetapi mulai dari pencucian, penjemuran, dan kreatifitas pemakaian. Salah satu contoh yang menarik adalah disaat musim hujan tiba, cuaca yang tidak dapat diprediksi menjadi salah satu variabel yang harus diperhitungkan. Bayangkan saja, saat kita bernyanyi-nyanyi dengan riang gembira sambil mengendarai sepeda motor, tiba-tiba hujan turun tanpa permisi. Celana jeans kita yang kita pakai basah, sementara itu celana yang dirumah masih dalam rendaman. Tidak mungkin kita berkuliah hanya menggunakan celana pendek, sangat seksi dan akan mengundang maksiat.

Seperti yang sudah dikatakan, Manajemen Kathok merupakan pengembangan tingkat lanjut dari manajemen qolbu. Kalau manajemen qolbu berusaha mengelola jiwa supaya selalu cerdas dan cenderung kepada kebaikan. Disamping itu MQ juga menyeimbangkan antara ego dan ruh, dan juga memberi 'mata' kepada akal. Maka Manajemen Kathok berusaha mengelola tampilan celana supaya tidak begitu memalukan, dan pantas dipakai didepan umum.

Sebuah Siasat Budaya

Kereta globalisasi sudah lama berjalan. Semakin lama berjalan semakin cepat, hanya saja seringkali karena terlalu banyak gerbong yang harus ditarik, gerbong-gerbong tersebut acapkali tertinggal ditengah perjalanan. Orang-orang dalam gerbong tersebut adalah orang-orang yang tidak bisa mengikuti laju globalisasi, dan kadang orang yang menolak secara frontal terhadap globalisasi.

Kita sepakat untuk mengurangi dampak globalisasi. Karena globalisasi menolak keragaman, sedangkan keragaman adalah realitas sosial sejak jaman primitif. Tapi menolak seratus persen terhadap globalisasi pun ternyata bukan cara yang jitu. Karena tanpa globalisasi kita tidak akan menghargai keragaman, globalisasi selalu mendorong lokalitas.

Begitu juga dengan kasus celana. Bagi yang menolak globlisasi, celana jeans adalah simbol globalisasi. Dimana-mana jeans selalu sama dan dproduksi besar-besaran, didistribusikan hingga ke sudut-sudut kalimantan. Dengan realitas tersebut apa yang dapat kita lakukan??

Ternyata kita dapat mensiasatinya, mengikuti laju globalisasi untuk memperkuat lokalitas. Dalam Manajemen Kathok, prinsip kreatifitas adalah prinsip yang utama. Bagaimana dengan bahan globalisasi yang sama kita dapat memodifikasinya sedemikian rupa sehingga bermanfaat bagi kita secara lokal.

Ada beberapa metode dalam Manajemen Kathok.
1. Jangan mencuci celana anda secara bersama-sama

Apabila anda mempunyai celana yang anda sayangi tetapi jumlahnya terbatas, semisal hanya 2, sedangkan anda sangat sering bepergian dengan mobilitas tinggi. Metode yang dapat ditawarkan MK adalah jangan mencuci celana anda secara bersama-sama. Sebagai contoh, kalau kita sedang bepergian dan kemudian celana kita tersiram air bakso saat makan dengan teman-teman. Maka celana satu lagi dapat menjadi back up yang dapat kita gunakan, sementara itu celana yang kena air bakso tadi kita cuci.

2. Jangan menjemur celana anda sampai malam

Berdasarkan pengalaman dony, bapak manajemen kathok. Kalau kita menjemur celana sampai malam hari, kemungkinan terbesar adalah celana kita akan diambil oleh orang lain, kemudian menjadi lembab dan tidak nyaman dipakai.

3. Jangan sering mencuci celana anda

Celana yang sering dicuci akan mempersulit mobilitas anda, terlebih lagi jika cuaca sedang mendung. Maka kemungkinan untuk sampai kering butuh berhari-hari. Celana jeans memang didesain untuk jarang dicuci, maka lebih baik anda jangan mencucinya terlalu sering. Untuk mengatasi bau yang berlebihan, gunakan saja parfum dengan bau wangi tingkat tinggi.

4. Berilah sentuhan Personal

Celana jeans anda akan lebih indah bila diberi sentuhan personal. Dengan adanya sentuhan tersebut, maka dalam mengelola celana anda akan lebih bersemangat dan juga anda akan disukai teman-teman anda. Semisal memberi tulisan, "Celana artis" atau "Not for sale", dan sebagainya!!

Manajemen Kathok merupakan korpus terbuka. Kami mengadopsi metode open source dari Linux, sehingga siapapun tak peduli dari kasta apa pun boleh menambahkan atau mengembangkan manajemen kathok secara sistematis dan berkelanjutan. Harapan kami, manajemen kathok dapat memberi sudut pandang baru mengenai pengelolaan celana secara terpadu, dan dapat merubah status quo dalam masyarakat. Sehingga tercipta masyarakat yang adil dan makmur, gemah ripah loh jinawi, adem tentrem sesuai dengan Undang-undang Dasar RI 1945.

1 comment:

  1. Semakin ngawur dan mumeti hehe....

    semoga ada tambahan celana bos!!!

    ReplyDelete